Senin, 14 Juni 2010

Om awighnamastu namo siddham

Om Swastyastu

Manusia sebagai mahluk religius, sebagai mahluk beragama, pastilah tidak akan pernah terlepas dari hubungan yang ingin dicapai kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdoa adalah salah satu cara untuk melakukan hal tersebut. Namun jika boleh jujur, kebanyakan dari kita berdoa hanya pada saat masalah dan kesulitan hidup itu datang.

Semestinya berdoa itu tidak hanya dilakukan saat-saat tertentu saja, melainkan harus diupayakan terus-menerus dan berkesinambungan. Pada intinya berdoa itu haruslah dengan hati yang tulus ikhlas, dan tujuan utamanya ialah mencapai kemurnian hati yang nantinya berpengaruh pada kesehatan pikiran kita.

Jika pikiran manusia itu sehat, dalam keadaan normal, maka ucapan dan tindakan yang dilakukan juga akan baik. Berdoa adalah sebuah proses yang memurnikan hal tersebut. Kita bisa lihat bagaimana mantra yang datang dari kitab-kitab Sruti yang bertujuan memurnikan kita dalam segala aspek. Menuju kebaikan dan kebenaran, mencapai kesucian diri lahir dan batin.


Om a no badrah kratawo yantu wisawatah
“ Semoga pikiran yang tenang dan damai datang dari segala penjuru”
( Reg Weda Samhita. 1.89.1)


Dari mantra itu kita bisa pahami bahwasanya berdoa adalah memurnikan diri baik jasmani maupun rohani menyerap segala kebaikan yang berasal dari segala arah dan menjadikan diri kita menjadi suci.
Dengan berdoa, pikiran yang baik dan mulia itu datang. Seorang bhakta yang senantiasa berdoa dengan segala ketulusan hati, berangsur-angsur tingkat kesucian akan bertambah. Pengucapan mantra Weda, sesungguhnya memurnikan diri manusia menjadi suci. Tujuan utama dari berdoa sesungguhnya adalah menuntun manusia itu sendiri menuju pada kesucian diri. Kitab Sruti menyebutkanya dengan sangat indah seperti berikut:

Oh Sang Maha pencipta yang tertinggi alam semesta.
Semoga engkau melenyapkan dorongan hati yang buruk.
Semoga semua pikiran mulia datang kepada kami.
(Yajur Weda 30.3)


Menyucikan hati, membersihkan pikian dari segala kekotoran, adalah tujuannya. Jika manusia sudah mampu untuk berfikir jernih, berkata yang baik dan bertingkah laku yang baik, maka kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya. Berdoa kepada Hyang Widhi, merupakan sebuah proses untuk menuju hal tersebut. Kitab Sruti kembali mempertegasnya dengan sangat menarik:

Oh kawan, pujalah Dia (Sang Hyang Widhi Wasa)
Sang penganugrah tertinggi kebahagiaan
Dan dengan demikian engkau tidak akan menderita
Muliakan Dia dalam persembahyangan bersama
Dan nyanyikan kidung berulang-ulang tentang Kemuliaan-Nya.
(Sama Weda Samhita. 242)


Berdoa dilakukan tiap hari dan dengan hati yang tulus. Dengan itu akan memurnikan segala tindakan kita yang nantinya akan membawa kita pada kebahagiaan itu sendiri. Di situs ini akan saya paparkan bagaimana mantra untuk berdoa dalam kehidupan sehari-hari. Semoga pikiran yang tenang dan damai datang dari segala penjuru.

Doa Keseharian

Dalam melakukan persembahyangan baik di mrajan, sanggah, panti, dadia atau persembahyangan di pura-pura, baik pada waktu tertentu seperti purnama dan tilem, haruslah diperhatikan hal-hal berikut.

Pertama, sebelum melakukan persembahyangan kita harus menyucikan diri secara jasmani terlebih dahulu. Kemudian sarana persembahyangan berupa bungan dan dupa (api) atau dipa, harus ada. Perlu diperhatikan, bahwa dalam melakukan doa, sarana api harus ada.

Dalam kitab Reg Weda Samhita, api (Agni) dikatakan sebagai Purohita atau Pandita pemimpin upacara. Api atau Agnilah yang mengantarkan doa para bhakta kepada dewata pujaannya. Jadi api baik dalam bentuk dupa ataupun dipa hendaknya ada dalam setiap persembahyangan.

Mantra untuk sikap duduk dan bersimpuh:
Om Prasada sthiti sarira siwa suci nirmala Ya namah Swaha.
“Oh keseluruhan yang lengkap, Hyang Siwa yang suci hamba menghormat dan duduk dengan tenang”

Mantra untuk dupa ataupun dipa (api):
Om ang dupa dipaastra ya namah
“Oh keseluruhan yang lengkap, hormat hamba dengan dupa dan dipa yang berupa senjata”

Mantra untuk menyucikan bunga:
Om puspa danta ya namah
“Oh keseluruhan yang lengkap, sucikanlah bungan ini, suci putih seperti putihnya gigi”

Setelah itu, lakukan pranayama ( pengaturan nafas ) agar dalam melakukan persembahyangan pikiran menjadi tenang, mudah berkonsentrasi. Lakukanlah dengan mantra:
1. Menarik nafas
“Om Ang Namah”
(Oh keseluruhan yang lengkap, dengan aksara suci Ang, hamba menghormat).

2. Menahan nafas
“Om Ung Namah”
(Oh keseluruhan yang lengkap, dengan aksara Ung yang suci, hamba menghormat).

3. Menghembuskan nafas
“Om Mang Namah”
(Oh keseluruhan yang lengkap, dengan aksara suci Mang, hamba menghormat).

Setelah itu barulah memulai persembahyangan dengan terlebih dahulu menyucikan kedua telapak tangan dengan mantra:
1. Tangan kanan berada diatas tangan kiri dengan mantra :
Om Suddhamam swaha
“Oh keseluruhan yang lengkap, semoga diri hamba menjadi suci dan bersih”
2. Tangan kiri berada diatas tangan kanan dengan mantra :
Om ati suddhamam swaha
“Oh keseluruhan yang lengkap, semoga hamba menjadi sangat suci dan bersih”
Awali persembahyangan dengan melakukan puja Tri Sandhya. Dalam Tri Sandhya, semuanya sudah terangkum dengan sangat lengkap. Baik tentang keagungan Hyang Widhi, baik tentang permohonan ampun kehadapan Hyang Widhi, juga berisikan doa untuk keselamatan dunia beserta isinya.

Puja Tri Sandhya

1. Om bhuur bhuavah svah
Tat savitur varenyam
Bhargo devasya dhiimahi
Dhiyo yo nah pracodayaat.
2. Om Naaraayana evedam sarvam
Yad bhuutam yac ca bhaavyam
Niskalanko niranjano
Nirvikalpo niraakhyaatah
Suddho deva eko
Naaraayano na dvitio’sti kascit.
3. Om tvam sivah tvam mahaadevah
Isvarah paramesvarah
Brahma visnusca rudrasca
Purusah parikiirtitah
4. Om paapo’ham paapakarmaaham
Paapaatma paapasambhavah
Traahi maam pundariikaaksah
Sabaahya bhyantarah suciih.
5. Om Ksamasva maam mahaadevah
Sarvapraani hitaankarah
Maam moca sarva paabebhyah
Paalayasva sadaa siva
6. Om Ksantvyah kaayiko dosah
Ksantavyo vaaciko mama
Ksantavyo maanaso dosah
Tat pramaadaat ksamasva mam
Om Santi Santi Santi Om



Terjemahan :
1. “Oh keseluruhan yang lengkap, penguasa tiga dunia ini, yang bercahaya dan sumber dari segala kehidupan. Semoga beliau memberikan semangat pada pikiran kita”.
2. “Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang disebut Narayana, engkaulah semuanya ini. Baik yang ada maupu yang akan ada, terbebas dari noda dan cela, engkau takterkatakan, yang maha suci. Tuhanku Narayana hanya satu, tidak ada yang kedua”.
3. “Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, engkaulah Siwa, dewata agung, engkaulah Mahadewa, Iswara, Parameswara, engkaulah Brahma, Wisnu dan juga Rudra, engkaulah Purusa”.
4. “Oh keseluruhan yang lengkap, hamba ini manusia nista dan penuh papa, seluruh tindakan hamba, lindungilah hambaMu yang penuh dengan nestapa ini, sucikanlah jiwa dan raga hamba”.
5. “Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, ampunilah seluruh dosa hamba. Oh yang menjadi penyelamat semua makhluk hidup, tuntunlah hamba, dan bebaskanlah hamba dari segala dosa”.
6. “Oh keseluruhan yang lengkap, Ampunilah seluruh kesalahan dan dosa perbuatan hamba, dosa-dosa perkataan hamba, juga segala dosa yang telah hamba pikirkan. Ampuni juga kelalaian hamba”.

Setelah melakukan Puja Tri Sandhya kemudian dilanjutkan dengan melakukan kramaning sembah.

Mantra Kramaning sembah

( Panca Sembah)
1. Mantra untuk menghaturkan sembah puyung :

Om atmaa tattvaatmaa suddhamaam svaha

“Oh keseluruhan yang lengkap, atma, atmanya kehidupan ini bersihkan dan sucikan diri hamba”.
2. Mantra untuk menghormat pada Sang Hyang Surya, sebagai saksi abadi dalam kehidupan ini. Menyembah bhatara Surya juga berarti memuja kebesaran sinar suci Tuhan dalam aspek beliau sebagai sumber cahaya yang memberikan kehidupan di alam semesta ini. Dengan sarana bunga purih, dan mantra berikut:
Om Adityasyaaparam jyotir rakta teja
Namo stute, sveta pankaja madhyaastha
Bhaaskaraaya namo stute

“Oh keseluruhan yang lengkap, sinar Surya yang maha hebat, hormat padaMU, yang berada ditengah-tengah teratai putih, hormatku padaMU wahai pembuat sinar”.


3. Kemudian menyembah kebesaran Tuhan, sinar sucinya dalam aspek Ista Dewata. Ista Dewata adalah dewata yang khusus dipuja pada waktu tertentu dan dimohonkan kehadirannya oleh para bhakta. Bali yang lebih dikenal dengan Siddhanta Siwanya, tentu saja yang lebih menonjol adalah ista dewata dalam aspeknya sebagai Hyang Siwa, dengan mantra sebagai berikut:
Om Nama devaa adhisthanaaya
Sarva vyaapi vai sivaaya
Padmaasana ekapratisthaya
Ardhanaresvaryai namo namah

“Oh keseluruhan yang lengkap, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Hyang Siwa yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai, hamba memuja-MU”.

4. Kemudian memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi sebagai pemberi keselaamatan, kesejahteraan dan sebagai pemberi anugrah, dengan sarana kawangen :
Om anugraha manoharam
Devadattaanugrahakam
Arcanam sarvaapuujanam
Namah Sarvaanugrahakam
Deva devi mahaasiddhi
Yajnanga nirmalaatmaka
Laksmii siddhisca, diirgahaayu
Nirvighna sukha vrddhisca

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang memberikan anugrah dan menarik hati, anugrah dari dewata yang agung puja semua pujaan. Hormat padaMU wahai pemberi anugrah. Dewa dan dewi yang selalu berhasil, berbadan yadnya, suci, panjang umur, dan bahagia tanpa halangan”.

5. Kemudian menghaturkan sembah puyung sekali lagi dengan mantra :
Om deva suuksma paramaacintyaaya nama svahaa
“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, hormat kepada-Mu wahai dewata yang maha gaib dn tak terlukiskan”.

6. Kemudian setelah melakukan kramaning sembah, dilanjutkan dengan nunas tirtha. Percikan tirtha tiga kali, minum tiga kali, dan raup wajah tiga kali. Gunanya adalah untuk menyucikan pikiran, perkataan dan perbuatan kita, sembari memohoh tirtha kehidupan kehadapan para dewata dengan menggunakan mantra:
Om ang Brahma amertha ya namah
Om ung Wishnu amrtha ya namah
Om mang Iswara amrtha ya namah


7. Setelah itu, minum tirtha tiga kali dengan mengucapkan doa :
Om sarira paripurna ya namah
Om ang ung mang sarira suddha pramatya ya namah
Om ung ang samo sampurna ya namah


8. Setelah minum tiga kali, dilanjutkan dengan membasuh muka sebanyak tiga kali, dengan doa :
Om Siwa sampurna ya namah
Om Sadasiwa paripurna ya namah
Om Paramasiwa suksma ya namah


9. Kemudian dilanjutkan dengan nunas bija, dan menggunakan doa :
Om Purnam bhawantu
Om ksama sampurna ya namah

Doa Hari Raya Saraswati

Untuk dihari-hari tertentu, dan juga ista dewata tertentu, seperti pada saat hari raya Saraswati, mantra yang digunakan untuk melakukan puja adalah :
Om Saraswati namos tubhayam
Warade kama rupini
Sidharamban karisyauni
Siddhir bhawantu me sada

“Oh keseluruhan yang lengkap, sebagai dewi Saraswati pemberi anugrah, yang berwujud begitu didambakan, semogalah segala hal yang hamba lakukan selalu berhasil baik.”

Untuk hari raya Saraswati, karena yang dipuja dan diagungkan adalah dewi Saraswati, sebagai dewinya ilmu pengetaahuan dan juga merupakan sakti dari Hyang Brahma, maka dapat juga menggunakan puja mantra berikut :
Om brahma putri mahadewi
Brahmanya brahma wandhini
Saraswati sayajanam praja naya saraswati
Om saraswati dipata ya namah

“Oh keseluruhan yang lengkap, sebagai bakti dewi dari Hyang Brahma, pancaran sakti dari Brahma, Saraswati dewi pengetahuan, saraswati yang sangat bijaksana. Oh dewi yang agung, hamba memuja-MU.”

Sangat penting bagi kita untuk memuja kebesaran dari Sang Hyang Aji Saraswati sebagai dewinya ilmu pengetahuan. Sebab dengan ilmu pengetahuanlah kita dapat hidup didunia ini dengan sentosa. Ilmu pengetahuan mempermudah hidup dan menjadikan diri manusia menjadi murni.

Melalui ilmu pengetahuan
Kebahagiaan abadi diperoleh
(Yajur Weda Samhita. 40.14)


Dan agar kita mendapatkan anugrah yang berguna untuk kesiapan kita mempelajari pengetahuan jasmani serta rohani, maka Sang Hyang Saraswati sebagai dewinya ilmu pengetahuan harus dipuja dengan kesungguhan hati.

Doa Untuk Rong Tiga

Dalam mrajan, sanggah ataupun dadia, terdapat paalinggih Rong Tiga yang merupakan stana dari Sang Hyang Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnhu, dan juga Siwa. Sebagai pengendali dan penguasa alam semesta, Sang Hyang Tri Purusa, merupakan dewata utama yang dipuja, dengan mantra :

Om Brahma Wisnhu Isvara devam
Tri purusa suddhaatmakam
Tri deva, tri murti lokam
Sarva vignam vinasanam


“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, sebagai dewata agung, yakni Brahma, Wishnu, dan juga Iswara, sebagai kekuatan utama yang maha suci, oh engkau tiga dewata agung penguasa tiga dunia, semoga hamba terhindar dari bahaya.”

Doa di Pura Kahyangan Tiga

Pura Kahyangan Tiga merupakan pura yang ada disetiap desa pakraman di Bali. Merupakan linggih atau stana dari Sang Hyang Tiga Sakti itu sendiri. Dalem, Puseh dan Bale Agung.

1. Untuk du Pura Desa dan Puseh
Om isanah sarva vidyaanaam
Isvarah sarva bhuutanaam
Brahmano dhipatir brahmaa
Sivo astu sadaasivaya

“Oh keseluruhan yang lengkap, sebagai dewata penguasa mahluk yang bijaksana, sebagai Brahma, raja para brahmana. Oh keseluruhan yang lengkap, Sang Hyang Siwa, pemberi keselamatan hamba memuja-MU.”
Pura Desa yang juga disebut sebagai Bale Agung, stana Hyang Brahma, sebagai pencipta sekaligus sebagai guru niskala. Yang dipuja sebagai pembimbing rohani menuju kecemerlangan. Menurut kitab-kitab Purana, Weda itu disabdakan langsung oleh Brahma, dan dalam penggambarannya beliau menggenggam keropak yang sesungguhnya merupakan pustaka Weda. Jadi dalam konteks ini, Brahma dipuja sebagai guru dan pembimbing rohari, sekaligus sebagai sinar suci Tuhan dalam aspeknya sebagai pencipta.


2. Untuk di Pura Puseh
Om giripati mahaaviryanam
Mahaadeva pratistha lingam
Sarvadeva praanamyanam
Sarva jagat pratisthanam

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang merupakan rajanya gunung suci, selalu menang dan jaya. Yang merupakan Mahadewa, dipuja oleh seluruh golongan dewa, yang merupakan pondasi dari seluruh jagat. Oh dewata hamba memuja-MU.”

3. Untuk du Pura Dalem
Om catur devi mahaadewi
Catur aasrama bhatari
Siva jagat pati devi
Durgaa ma sarira dewi

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, berwujud agung catur dewi, yang disembah oleh empat jenjang kehidupan, yang merupakan saktinya Siwa, dewata penguas jagat. Oh yang sempurna disebut sebagai ibu Durga, hamba memuja dan bersujud kepada-MU.”
Dalem merupakan stana atau linggih dari Ida Hyang Siwa beserta Sakti beliau yakni Durga Dewi. Sebagai penguasa jagat (jagatpati dewi) Dewi penguasa sakti alam semesta. Dipuja dan diagungkan sebagai penguasa kekuatan yang melebur segala keburukan.

4. Untuk di Pura Prajapati
Om brahma prajapatih srethah
Svayambhuur varado guruh
Padmayonis catur vaktro
Brahmaa sakalam ucyate

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, sebagai prajapatih, yang mengadakan dirinya sendiri, guru yang muncul dari bunga teratai, memiliki empat muka dalam satu badan, maha sempurna, oh Brahma.”

Doa di Pura Segara

Samudra adalah sebuah tempat istimewa dalam filosofi Hindu. Sebagai tempat peleburan dan memohon tirta panglukatan, kekuatan sakti itu datang dari Hyang Waruna, beliau di stanakan di Pura yang bernama Sagara. Secara teritorial, pura segara sudah pasti berada ditepi laut. Sebagai dewanya penguasa lautan. Beliau dipuja dengan doa :
Om nagendra kruura muurtinam
Gajendra matsya vaktrnam
Waruna dewa ma sariiram
Sarva jagatsudhaatmakam

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, sebagai rajanya naga, raja gajahmina. Oh Waruna dewa yang berwujud agung dan suci, yang menyucikan seluruh jagat.”

Waruna dewa juga sering disebut sebagai jalapati, atau rajanya mahluk laut. Juga sering disebut Ambhuraja yang memiliki pengertian rajanya air. Waruna banyak dipuji didalam kitab Reg Weda Samhita.

Doa di Pura Danu, Ulunsui Serta Doa Untuk Ida Bhatara Sakti Wawu Rauh

Untuk di Pura yang merupakan linggih dari dewinya kesuburan dan kemakmuran, seperti Ulun Carik, atau Pura Ulun Danu, yang dalam aspek beliau sebagai pemberi berkah, beliau dipuja dengan doa :
Om Sridhana devikaa ramyaa
Sarva ruupavati tatthaa
Sarva sridevi namo stute
Om Sri devi dipata ya namah

“Oh keseluruhan yang lengkap, sakti-MU sebagai dewi yang sangat darmawan. Sebagai dewi Sri yang maha mulia, yang memiliki pengetahuan. Oh dewi Sri, hamba memuja-MU.”

Untuk di Pura-pura tempat memuliakan dan menghormati para Dang Acarya atau para guru-guru suci, dengan doa :
Om dwijendram puurvanam Sivam
Brhaahmanam puurvatisthanam
Sarva deva ma sariram
Suurnya nisakaram devam

“Oh yang agung berasal dari Hyang Siwa, lingga terdahulu dari Pandita yang suci, yang menyatu dalam seluruh dewa, surya yang suci.”

Doa Untuk Rutinitas

1. Doa sebelum kita memulai suatu pekerjaan :
Om Awighnam astu namo siddham
Om siddhirastu tad astu swaha

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, semoga tiada halangan, dan semoga semuanya berjalan serta berhasil dengan baik.”

2. Doa untuk menyucikan diri :
Om gangge ca yamune caiva
Godaavari saraswati
Narmade sindhuu kaveri
Jale smin sannidhim kuru

“Oh keseluruhan yang lengkap, hamba memohon dan memuja kepada Sungai suci Ibu Gangga, yamuna, Godawari, Saraswati Narmada, Sindhu dan juga Kaweri, sucikanlah hamba.”
Bisa juga pada saat mandi siram badan menggunakan doa :
Om Gangga amrta ya namah
Om sarira parisuddha mam svaha

“Oh keseluruhan yang lengkap, semoga Ibu Gangga memberikan air kehidupan dan semoga badan hamba suci lahir dan batin.”

3. Doa untuk memohon keselamatan :
Om tryam bhakam ya jamahe
Sugandim pusti wardhanam
Urwarrukham iwa bandanat
Writyor muksoyamamritat

“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, sebagai bhatara Rudra, yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak makanan, semoga beliau membebaskan kami dari kematian.”

4. Doa akan menyantap makanan :
Om Amrtadi Sanjiwani ya namah swaha
“Oh keseluruhan yang lengkap, semogalah makanan ini menjadi sumber kehidupan bagi diri hamba.”

5. Doa baru bangun dari tidur :
Om jagrasca prabhata kalasca ya namah swaha
“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, hamba telah bangun tepat waktu dan selamat.”

6. Doa untuk memulai membersihkan pekarangan :
Om Sri suddha bumi mijil jiwa amrta ya namah swaha
“Oh keseluruhan yang lengkap, sucikan dan bersihkanlah, bumi dan pakarangan ini, dan menjadi tempat mencari kehidupan.”


7. Doa untuk memohon ketenangan pikiran :
Om A No bhadrah krattavo Yantu Visvaatah
“Semoga pikiran yang tenang dan damai datang dari segala penjuru”

8. Doa sebelum belajar atau membaca kitab suci :
Om awighnamastu namo siddham
Om narayanam namaskrtya
Naram caivam narottanam
Deviim saraswatiim vyaasam
Tato jayam udiiyaret

“Oh keseluruhan yang lengkap, semoga tiada halangan. Hamba menghormat kepada narayana dan Nara, beserta dewi Saraswati sebagai dewinya pengetahuan, juga pada Wyasa, dan hamba berseru Jaya.”

9. Doa memohon bimbingan dan keselamatan :
Om asato maa sadgamaya
Tamaso maa jyotir gamaya
Mrtyur maa’mrtam gamaya

“Oh keseluruhan yang lengkap, bimbinglah kami dari yang ketidak benaran menuju kebenaran, bimbinglah kami dari segala kegelapan dan kebodohan menuju caraya terang, dan bimbinglah kami dari kematian menuu keabadian.”

10. Doa untuk kebersamaan dan membuka rapat :
Samani va aakutih smaanaa hrdhayaani vah
Samaanam astu vo mano yathaa vah susahaasati

“Oh Hyang Widhi, semoga tujuan kami menjadi satu, menjdi seia-sekata dalam hati, dan mencapai kesempurnaan bersama.”

11. Doa untuk menghaturkan persembahan pada para Dewa :
Om Amukti, sukham bhawantu, Sriyam bhawantu
Purnam bhawantu, namo namah swaha

“Oh keseluruhan yang lengkap, sinar suci, semoga dalam keadan suka senang, semoga bahagia, dan semoga sempurna.”

12. Doa akan menghaturkan segehan :
Om buktiantu durgaa kataraa
Buktiantu kalamawaca
Buktiantu bhuta butangah

“Oh keseluruhan yang lengkap, hamba memberikan sajian pada DurgaKatara, kepada Kala mawaca, dan kepada bhuta butangah.”

Kidung dan Wirama saat Persembahyangan

Pada sat persembahyangan hendak mulai, atau pada saat sebelum melakukan kramaning sembah, sebaiknya melantunkan kidung, atau bisa juga sebelum persembahyangan itu dimulai, wirama yang dapat dilantunkan adalah wirama yang menjurus pada pemujaan kehadapan para dewata.

Kidung Warga Sari :
Ida ratu saking luhur
Kaula nunas lugrane
Mangda sampun titiang tandruh
Mengayat bhatara mangkin
Titiang ngaturang pejati
Banten suci lan daksina
Sami sampun puput
Pretingkahing saji

Wirama Mrdu Komala

Ong sembahning anatha tinghalana, de triloka sarana
Wahyu dhyatmika sembahing hulun jeng ta, tan hana waneh
Sang lwir agni sakeng tahen, kedi minyak saking dadi kita
Sang sat metu, yan hana wang amuter tutur pinahayu.


“Duh dewata yang maha suci dan agung, lihatlah sembah bhakti hamba yang nista ini kepada paduka bhatara, sebab hanya padukalah sumber dari ketiga alam ini. Jasmani dan rohani, bhakti hamba kepada paduka bhatara, tak ada yang lain lagi. Oh dewata yang agung, engkau seperti api yang keluar dari pohon, juga seperti minyak yang keluar dari santan. Hanya turun dan berkenan kepada manusia yang senantiasa mengumandangkan kebenaran.”

Wyapi wyapaka, sarining parama tatwa, durlabha kita.
Ichantang hana tan hana, ganalatit lawan hala hayu.
Utpati stiti lananing dadi, kita ta karananika.
Sang sangkan paraning sarat, sakala niskala maka kita.


“Dewatalah yang menjadi keutamaan segala jenis tatwa dan meresapi segala yang ada. Besar-kecil, ada dan tidak, semuanya ada berkat kehendak-MU. Begitu juga lahir dan batinnya manusia, semuanya engkau ketahui dengan sangat pasti. Yang kelihatn dan tidak, hanya paduka bhataralah yang megetahui dan menjadi pokok utama alam ini.”

Tottaka

Sasi wimba haneng gata mesi banyu
Ndan asing suci nirmala mesi wulan
Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin
Ring angambeki yoga kiteng sakala.
“Seperti bayangan bulan yang ada di dalam tempayan yang berisi air. Namun hanya air yang hening, bersih dan suci sajalah yang berisi bayangan bulan. Seperti itulah perumpamaan yang tepat untuk sinar suci Dewata yang agung. Hanya kepada manusia yang benar-benar bersih suci lahir dan batin, paduka berkenan menampakkan diri.”
Katemunta mareka, si tan katemu
Kahidepta mareka sitan kahidep
Kawenang ta mareka si tan kawenang
Paramartha siwatwa nirawarana
“Semua yang tidak pernah didapat oleh siapapun, hanya paduka bhatara sajalah yang bisa mendapatkannya. Apa yang seluruh dunia tidak ketahui, hanya paduka sajalah yang mengetahuinya. Apa yang tidak ada, ada oleh paduka. Tatwa Siwa yang utama, tak ada yang lain.”

Turun tirtha

Kidung Pada Saat Nunas Tirtha :
Turun tirtha
Saking luhur
Pamangkune manyiratang
Manglencok munsrat mumbul
Mapan tirtha amerta jati
Paican bhatara sami
Panyupatan dosa mala
Sami pada lebur
Malane ring bumi.